Selasa, 10 Januari 2012

Komik Toon e-Wayang, Biar Digital Tetap Berjiwa Tradisional


Komik Toon Jakarta - Bagi kebanyakan anak zaman sekarang, wayang mungkin terdengar tidak menarik. Tapi di tangan tiga serangkai pendiri e-wayang, Mawan Sugiyanto, Rina Mardiana dan Dhiny, wayang menjadi sesuatu yang harus dinikmati dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya yang sudah berumur ratusan tahun itu.

Bagi mereka, eksistensi wayang tradisional dikala ini telah mengalami tantangan zaman, mirip yang dilakukan ketiganya dalam membuat wayang lewat cara digital.

"Keberadaan wayang dalam format digital bertujuan meningkatkan apresiasi terhadap salah satu warisan budaya ini. Agar wayang tak hanya menjadi legenda di kalangan orangtua dan hanya di lokal Indonesia alasannya yaitu sekarang kan konteksnya sudah globalisasi," kata Rina.

Formatnya yang digital menurut mereka membawa keuntungan dari sisi publikasi. Selanjutnya, wayang yang digarap secara digital itu, mereka kembangkan menjadi aneka macam produk turunan antara lain komik strip, buku komik dan animasi.

Selain menjadi sarana promosi, produk tersebut juga digunakan sebagai media penyampaian nilai-nilai atau kritik sosial. Dan mereka meyakini, upaya yang dilakukan yaitu salah satu langkah melestarikan warisan budaya bangsa Indonesia.

"Yang paling utama memang kita promosikan yaitu produk utamanya, yaitu metode membuat e-wayang. Tapi produk turunannya, mirip komik strip yang paling sering, itu biasanya kita buat kisah pendek yang isinya sindiran-sindiran dan isu yang sedang hangat," kata Mawan yang bertugas membuat wayang.

Penggarapan wayang secara digital memudahkan Mawan memodifikasi wajah wayang ibarat figur yang tengah menjadi pemberitaan. Lucunya, menurut Mawan, beberapa orang yang melihat wayang ciptaannya ternyata mampu mengenali.

"Contoh ketika saya membuat wayang yang memang ditujukan untuk menyindir kasus Gayus. Wayangnya masih setengah jadi, saya publish di Facebook. Tidak ada keterangan atau kisah yang memberikan itu Gayus, tapi mereka mengenali. Bahkan kemudian jadi ramai saling berkomentar, jika begitu ditambah kacamata dan wig dan sebagainya," kata Mawan seraya tertawa.

Kesenian wayang memang sarat pengetahuan dan nilai-nilai sosial. Ini yang coba diterapkan e-wayang, meskipun hadir dalam format berbeda. Selain kritik sosial, e-wayang juga digunakan untuk memberikan pesan lingkungan.











*Gambar-gambar wayang dalam artikel merupakan koleksi tim e-wayang.



Sumber Komik Toon.com

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Komik Toon e-Wayang, Biar Digital Tetap Berjiwa Tradisional

0 komentar:

Posting Komentar